Jika hidup tak lagi nyata, jika hidup penuh dengan kepalsuan, dan jika hidup penuh dengan kedustaan, apakah kau masih mau menggenggam tanganku dengan jemari kecilku ini? Jika hati tak lagi bisa menyimpan rasa, memendam sendirian, dan meluapkan emosi hanya lewat sebait kata, apakah kau masih mau duduk manis disampingku dan masih menawarkan bahumu untuk ku pakai bersandar? Jika luka lama masih sulit terobati dan kesulitan merobek lembaran lama masihkah kau mau mewarnai lembaran hitam putih dihidupku dengan warna yang terang dan memberi garis warna-warni impian, harapan, kenangan dan masa depan?
Pertanyaanku singkat, hanya saja pendeskripsianku yang menumpah ruah.
Haha, sebegitu pilunya kah aku? Yang terlalu khawatir kembali teriris pisau yang sama tajam namun beda bentuk. Apakah aku masih meragu? Atau justru traumakah yang masih menghantuiku?
Komentar
Posting Komentar