Adik-adik SMA? CIEEEE udah mau UN. Xoxoxo
Udah kepikiran mau kemana selanjutnya?
Aku selalu suka deh nulis di blog, soalnya jadi bisa cerita panjang lebar meskipun gak ada respon dari blognya tapi yaa aku suka aja jadi punya diary online. HAHAHA.
Btw, Udah ada kepikiran belum nih mau kemana setelah lulus?
Kawan-kawan sekalian, aku itu anak yang dibilang biasa aja dalam belajar. Rajin enggak, males iya. 😂 Moodyan sih. Di kelas juga ga begitu banyak bicara, cuman suka nanya aja sih. Tapi aku gak suka nyontek kalo aku ga berusaha nyari sendiri dulu (ini ga penting sih). Biasanya, kelas 3 SMA itu sudah mulai berpikir bakalan kemana setelah lulus. Kalau mau masuk perguruan tinggi yang dipengenin bakal genjot buat belajar dan kalo ga sih ya gatau hehe.
Nah kalau aku sendiri sih justru sudah memikirkan hal itu jauh-jauh hari yaitu pas kelas 1 SMA. Hal pertama yang ada di pikiranku waktu itu adalah betapa susahnya menjadi guru yang terus dipertahatikan di kelas saat mengajar dan menjadi guru yang dapat disenangi peserta didiknya. Hal itu bikin aku semakin menelaah kalau guru-guru kebanyakan saat ini diremehkan. Fokusan juga jadi terbagi dengan itu. Aku mulai sering memperhatikan cara guru mengajar di kelas, teman-teman yang malas mendengarkan beserta alasannya, dll.
Tapi, waktu itu kecil sekali kemungkinan kalau aku bisa masuk perguruan tinggi. Karena jujur, waktu kelas 10 aku suka ga masuk pelajaran. Ya ga sering banget sih. Dan kondisi perekonomian keluarga waktu itu juga bikin aku jadi pesimis bisa masuk pt. Dari SMP, aku sudah gak tinggal sama orang tua. Jadi, perkembangan belajarku juga gak begitu diperhatikan. Nah...hal ini juga mengikis untuk aku giat belajar.
Setelah kelas 11, aku mulai sadar kalau pemikiranku mengenai ajang pamer perkembangan mengenai belajar ke orang tua rasanya bisa membunuh diri sendiri. Akhirnya, aku mulai meningkatkan tingkat belajarku dan aku juga punya beberapa teman yang setidaknya bisa membopongku untuk lebih terarah kesana. Dari yang kelas 10 aku peringkat 11 di semester 1 dan semester 2 mendapatkan peringkat 10, kelas 11 aku meningkat dengan peringkat 8 di semester 1 dan di semester 2 aku mendapatkan peringkat 7, setelah itu di kelas 12 aku mendapatkan peringkat 4 di semester 1 dan 2. Tidak ada pemikiran akan sedrastis ini perkembangannya, tapi sangat senang meskipun tidak tahu ingin berbagi kepada siapa.
Kelas 12 awal, sudah mulai banyak institut, dan perguruan tinggi datang ke sekolahku. Awalnya aku sangat ingin sekali masuk ke ITK, institut terbesar di Kalimatan dan waktu itu aku ingat sekali ingin mengambil Jurusan Perencanaan Wilayah Kota (kalau gak salah). Kakak-kakak juga antusias banget sama ribuan pertanyaanku dan mereka juga seneng. Pulang sekolah aku langsung kasihtau mamaku tentang ITK dan dia seneng banget liat semangatku yang jarang banget itu. Beberapa Minggu kemudian, universitas Mulawarman udah mulai buka SNMPTN (jalur undangan) nah dari situ, aku buka internet gencar-gencarnya nyari beasiswa apapun yang penting aku bisa kerjain sendiri itu s&k nya. Dan, yang paling mudah aku dapetin linknya waktu itu Bidikmisi yang emang dari sekolah gitu. Langsung minta bantuan ke salah satu guru yang ngurus itu dan besoknya dapet kertas link buat daftar dan koneksi ke jalur undangan itu. Dibantuin teman-teman yang juga lagi daftar, dokumen aku berhasil di acc. Mamaku waktu itu cuman bisa bilang "mudah-mudahan berhasil beasiswanya de" soalnya emang perekonomian keluarga ku gak memungkinkan buat aku masuk ke sana. Beberapa bulan kemudian, diumumkan sudah hasilnya dan aku berhasil masuk jalur undangan dari 7 temen yang juga berhasil di satu sekolahku. Tapi, beasiswa ku gagal waktu itu.
Setelah itu, mamaku nekat buat nyuruh aku lanjutin aja karena mamaku liat usaha dan semangat ku yang benar-benar pengen kuliah pendidikan dan dia ngusahain gimanapun caranya. Akhirnya aku terusin, meskipun aku tau itu bakal bikin mamaku tambah pusing.
Selang beberapa waktu kemudian, aku udah masuk kuliah nih (cieee) dan udah bayar uang kuliah pertama juga, aku terus-terusan cari beasiswa yang lain. Dan, beberapa bulan kemudian beasiswa Bidikmisi jalur SBMPTN dibuka aku mau nyoba ikutan. Karena berkas aku udah ada(dari yang kemarin) aku berangkat daftar ke rektorat buat interview beberapa hari setelah aku tau infonya karena nunggu temen yang ngurus kelengkapan berkas. Sampai di Rektorat, masuk ruang interview aku sudah ngerasa takut dan khawatir "kira-kira boleh ga ya jalur undangan ikutan?" Ternyata..... Yang interview aku ini tau kalau aku udah pernah daftar beasiswa Bidikmisi SNMPTN. Sontak kaget dan bingung bakalan gimana nih selanjutnya dan sempet mikir aneh-aneh juga sih. Tapi, setelah itu yang interview ini bawa aku ke ruangan yang lain dan aku waktu itu gak tau mau ngapain. Sampai disana berkas Bidikmisi ku yang awal diliat dan dia bilang "oh iya bener kamu orangnya." . Disitu perasaanku udah ngerasa takut. Dan ternyata dia bilang "kamu itu ganti nomor ya? Untung aja kamu dateng sekarang kalau enggak kamu udah diblacklist. Kamu itu sudah diterima.". Disitu, badanku kaku dan jujur disitu aku nangis, hehe. Terus dia juga sempat bilang, "gak salah pilih, kamu bekerja keras buat dapat beasiswa ini. Selamat ya nak." Begitu katanya yang rasanya ada energi nge-charge badanku. Pulang dari sana, aku langsung telepon mamaku dan bilang terima kasih entah berapa kali karena dia sudah mendukung secara langsung dan doanya juga luar biasa.
Kawan-kawan, memang persiapan itu perlu tapi tanpa niat dan doa juga bisa ga sebanding bahkan nihil. Ngomong-ngomong, setelah baca ini udah tau mau kemana?
Nanti, aku share lagi yaa tentang kuliah dan lainnya.
Hehe.
Good 😀
BalasHapusWell done
And keep writing.