Tahu tidak apa yang paling dahsyat di dunia ini selain pencipta? ya ciptaannya.
salah satu ciptaannya yang ku kagumi adalah kejadian di dunia ini. katanya itu skenario nya, dan aku percaya serta salut sekali. bahkan, untuk membuat sebuah skenario drama pertunjukan entah itu kolektif atau monolog, aku sangat lama dan butuh meneliti beberapa waktu (alibi saja, padahal memang banyak uring-uringannya).
aku percaya dengan takdir!
mengapa tiba-tiba aku membahas ini? karena baru saja aku membalas status Instagram salah satu pemengaruh di jejaring sosialku. dia sangat ramah dan juga responsif. punya senyum manis dan juga menyenangkan. aku pertama kali bertemu dia di 2018 tanpa sengaja. waktu itu aku menjadi salah satu pengurus inti di kampus ku. dan kebetulan aku dikirim ke sana untuk menyimak materinya di saat aku masih tong kosong, sangat baru, belum tahu apapun soal Hubungan Masyarakat dan per-proposal-an. aku pikir cukup soal itu. intinya dia cukup ku kagumi karena masa mudanya tak dibiarkan banyak rebahan di kasur, meskipun aku tahu dia sangat lelah dari kantong matanya yang agak besar haha
bicara soal takdir tadi, kami membahas tentang apa yang dilakukan di usia 10 tahun, dan ku katakan aku sudah membaca buku yang inspiratif juga menulis puisi yang jelekkkkkkkkkk sekali (bukan berarti sekarang nulis puisinya bagus). aku selalu bangga jika disuruh mengatakan soal takdir ku di tahun 2008 itu. tapi, tidak kuceritakan banyak kepadanya karena mungkin itu tidak begitu berarti. jadi baiknya, blog ini jadi solusi.
aku sungguh penyendiri di Sekolah Dasar. terbilang bodoh, dan sulit bergaul. tapi entah mengapa itu hanya terjadi saat aku ada di sekolah. ketika di lingkungan bermain sekitaran rumah, aku merasa disukai teman-teman ku. karena yang ku ingat, ketika sore hari, teman-teman ku sering menjemput ku ke rumah ketika aku tidak muncul ke tempat kami biasa bermain. saat ku tanya, mereka bilang kurang ramai tanpa ku. intinya itu yang ku rasa. tapi lingkungan sekolah berbeda. aku merasa tidak ada kesetaraan dan keakraban di sana. cenderung menilai, punya gawai atau tidak, pernah beli jepit rambut dan cat kuku ke Stroberi (tempat belanja unik khusus perempuan) atau tidak, bekal yang dibawa mahal atau tidak, dan uang jajan yang banyak atau tidak. intinya jika tidak punya di antara itu semua, ku jamin tidak banyak yang ingin berteman dengan mu. dan dulu, aku sering dirundung teman-teman ku bahkan sampai trauma dan terbawa sampai sekarang. dulu, perekonomian orang tua ku tidak begitu baik, bahkan suasana di rumah tidak begitu menyenangkan, jadi semakin besar anti sosial ku dan mungkin terlihat aneh di mata perundung waktu itu.
perundungan yang terjadi saat itu, membuat ku sering kali menahan lapar dan memilih untuk diam di sudut koridor sekolah, aku bahkan memandangi teman-teman kelasku dari lantai paling atas (karena kelas ku ada di atas) yang bepergian ke kantin sewaktu istirahat. mereka saling mengajak pergi ke kantin. namun, saat itu tidak dengan ku. tidak ada satupun yang mengajak ku barang sekali. itu membuatku sedih. bahkan satu ketika aku ingat sekali perundungan itu semakin parah di saat aku diminta maju ke depan untuk mengerjakan soal matematika oleh guruku yang mana dia juga wali kelas ku. saat itu, aku tertangkap menunduk, padahal aku sedang menahan sakit dada ku. saat aku maju ke depan spidol itu kubuka dan tidak ku apa-apakan. aku tidak bisa mengerjakannya sedikitpun. bahkan guru ku mendiamkan ku hingga lebih 30 menit di depan kelas sementara teman-teman ku terdengar berbisik "ih dia gak bisa dasarrr jelek" sampai akhirnya kelas hampir berakhir dan guru ku meminta ku duduk sambil berkata "makanya jangan melamun, dasar goblok". hal itu membuatku bak tersambar petir. perkataan kejam oleh seorang guru yang mana dia juga punya anak perempuan. aku tidak tahu, mengapa guru ku waktu itu begitu kejam.
perundungan dan perkataan kasar itu, membuat aku makin gusar dan ingin sekali berhenti sekolah. pindah ke tempat di mana tidak ada yang tahu aku satu pun. namun, aku tidak bisa. akhirnya, kesendirian dan rasa sedih itu membuatku menjadi orang yang makin pendiam, anti sosial, dan sering mencari tempat sepi agar tidak ada yang melihatku, dan tempat itu adalah Perpustakaan. tempat yang baru direnovasi dan masih sangat berantakan. di sana aku duduk dan menghabiskan waktu ku bahkan memilih pulang lebih sore karena kebiasaan membaca. aku membaca berbagai macam buku. bahkan sampai merapikan perpustakaan itu. aku susun buku-buku di sana sesuai dengan jenisnya. hingga akhirnya aku bertemu satu buku yang menarik. isinya potret orang-orang di pedalaman hutan belitung. Sokola Rimba judulnya. buku itu kubaca pelan-pelan, kisahnya sederhana. tentang seorang perempuan yang ingin membuat orang-orang di sana bisa calistung agar tidak dibodohi oknum perusak hutan.
Buku itu begitu inspiratif dan menarik. aku jatuh cinta berkali-kali sampai membaca nya berulang-ulang. sejak buku itu kubaca, aku memutuskan akan menjadi guru. ku kejar setengah mati dan memaksa keadaan sampai akhirnya tempat itu ku dapat. ngomong-ngomong, aku sekarang bahagia menjadi guru, meskipun menghadapi ragam karakter yang luar biasa bikin tenaga terkuras, setidaknya aku tidak berkata "goblok" dan ragam kata-kata kasar lainnya kepada murid-murid ku.
Tahu tidak yang menarik dari cerita tadi? ternyata, perundungan, kecaman, dan hal-hal buruk lainnya tidak selalu menjadi alasan untuk berhenti. dan ternyata hal baik nya, aku menjadi suka baca buku meskipun buku nya bukan kisah inspiratif.
ku tulis dengan penuh perasaan lega dan dengan penuh cinta,
dede.
Sangat inspiratif sampai ikut alurnya maaf lagi ngintip ngak yangka punya blog .yg dlu juga pernah bikin tapi ngak ada ada tulisan.karna rencana mau bikin web sampai sekarang ngak jadi jadi dah 23 tahun.itupun komputer tabung.
BalasHapus